Mencari Sebuah Jawaban!!!
Lama sudah sang ksatria mengamati sang bintang,
Dilihatnya bintang itu. dilihatnya hingga jauh menerawang ke angkasa raya. bintang itu tampak begitu indah dan bahagia hidup diangkasa semesta, baginya bintang itu bagaikan putri balet yang sedang menari-nari dengan pancaran sinarnya.
Bintang itu tampak begitu bahagia, riang penuh dengan canda dan tawa, tawa yang penuh dengan beribu-ribu perasaan yang terluapkan oleh satu senyuman, bintang itu bagaikan anak kecil yang terpuaskan oleh permainnanya. ia tampak begitu asyik, asyik dengan imaginasianya.. imaginasi yang hidup dari alam khayalnya.
Dan....
Selama ini Ksatria tau,
Bahwa, begitu jauh bintang itu berada, jauh menembus langit ketuju, langit yang sulit untuk direngkuh oleh seorang ksatria, baginya tempat itu lebih jauh daripada bulan, bulan yang slama ini ia puja dan juga ia cintai, dan yang bisa ksatria lakukan saat ini hanyalah berharap, berharap untuk menunggu dan menunggu agar sang bintang, jatuh ke dalam dasar lubuk hatinya.
Saat ini Ksatria tumbuh dengan harapan-harapan baru dan juga mimpi-mimpi baru, mimpi yang hadir dari secercah sinar hangat dari sang bintang, sinar yang dipenuhi dengan tawa dan tangisan akan kesenangan..
Pada suatu malam ksatria mengamati sang bintang, ia mencoba untuk menerawang, menerawang apa yang tlah bintang rasakan slama ini, kastria mulai merebahkan dirinya dalam alam khayalnya, ia rebahkan bersamaan dengan tubuhnya yang menggigil karna dinginnya udara malam.
Aneh, gumam sang ksatria. "Knapa? knapa bintang itu tampak begitu bahagia berada dia atas sana, knapa bintang itu begitu menikmati hidupnya di atas sana, ia terlihat begitu indah dan mempesona dengan tawa riangnya..."
Lama sudah sang ksatria mengamati sang bintang dan tanpa ksatria sadari ia tlah menitikkan air mata, matanya terpejam, hatinya menangis terisak, dan Ksatria pun menangis.
Ksatria menangis akan harapan-harapan yang slama ini ia bangun, menangis karna sebuah mimpi-mimpi yang slama ini ia mimpikan-mimpikan.
Sebuah mimpi dan juga sebuah harapan untuk berharap agar sang bintang jatuh meninggalkan alam smestanya tuk datang kepadanya,
Ksatria tau, bahwa harapan-harpan yang slama ini ia harapkan, suatu saat akan menjadi sebuah doa, doa akan kehancuran bagi sang bintang. Karna sang bintang akan mati dan juga kehilangan sinarnya, sinar yang slama ini tlah menyinari hidupnya.
Sang bintang akan mati, mati terjatuh karna tlah meninggalkan angkasa rayanya, mati karna sebuah harapan dan juga sebuah mimpi dari sang ksatria, mimpi dan harapan yang suatu saat aka menjadi sebuah doa kehancuran bagi sang bintang.
Ksatria sadar, bahwa dalam kecemasannya akan sebuah cinta, ternyata hanya ego dan kesenangan hatinya saja yang salama ini ia cari. Ia tlah kembali melupakan arti akan sbuah cinta.
Ternyata cinta sang ksatria yang salama ini kembali terbangun, tlah dipenuhi dengan sebuah mimpi dan harapan semu, karna semua itu hanya terpenuhi dengan keegoan dan juga sebuah kesenangan semata.........
Ksatria terdiam!!!....
Seandainya semuanya itu benar apa yang tlah ia rasakan slama ini, maka lebih baik ia menutup tubuh dan menyingkir jauh, jauh dari sebuah penampaan, penampaan akan mimpi dan juga harapannya.
Lebih baik ia memasuki dunia tanpa musim, dimana disana tidak akan dapat tergelak tanpa tawa, dan menagis tanpa air mata. Karna cinta tidak akan memberikan apa-apa padanya, kecuali keseluruhan dari dirinya, dan ia tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali dari dirinya sendiri. Cinta tidaklah dimiliki atau pun memiliki, karna cinta tak kan bisa tumbuh jika hanya diliputi oleh rasa keegoan dan juga kesenangan semata.
Sekarang sang ksatria bagaikan tercambuk oleh harapan dan juga mimpi-mimpinya yang slama ini ia bangun. Tapi, sekarang Ksatria berpikir bahwa ia tak kan meminta harapan dan juga mimpi yang slama ini ia harapkan, biarlah mimpi-mimpinya tumbuh dalam alam tidurnya, tumbuh tanpa menjadi sebuah doa kehancuran bagi sang bintang.
Bagi ksatria....
Biarlah sang bintang trus hidup dengan sebuah tawa, tangisan dan juga khayalan yang salama ini ia bangun tuk tumbuh slamanya di angkasa raya.
Biarlah sang bintang terus memancarkan sinarnya tuk menyinari gelapnya malam, menggantikan sang bulan saat sang bulan tertidur dalam lelapnya.
Biarlah sang bintang trus bersinar terang benderang dalam gelapnya malam, saat sang bumi bersiap diri dalam lelapnya.
Biarlah sang bintang menjadi sumber cahaya abadi, yang hanya mati karna kehendak sang pencipta.
Biarlah sang bintang hilang lenyap saat fajar menyingsing, tuk tergantikan oleh sang mentari pagi.
Biarlah sang bintang kembali hadir terangi gelapnya malam saat sang malam tlah kenakan jubah hitamnya tuk gantikan sang mentari pagi yang mulai meredup oleh sang waktu.
Jika sang bintang merasakan, maka biralah ia melihat dan merasakan sluruh lapisan getar dari perasaan dari dalam hati sang ksatria.
Biarlah sang bintang memahami makna kesucian dalam diri ksatria, yang pernah terbuang oleh rasa keterputusasaan.
Semoga sang bintang truss hidup dengan cahaya terangnya tuk menyinari sang ksatria dari jauhnya alam semesta.
Hati ksatria pun kembali menangis, menangis dengan penuh kegembiraan, menangis bukan karna adanya sebuah kesalahan atas semua kesedihan....dan ia juga menagis bukan karna adanya sebuah penyesalan.
Tetes air mata sang ksatria kini tlah menjadi tetesan embun yang tlah menyejukkan hatinya. Setetes embun yang merupakan sebuah cermin, cermin dari sbuah cahaya yang memancar dari sebuah kehidupan.
Dan akhirnya sang ksatria tlah temukan sbuah jawaban, jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan yang slama ini tlah memberikan sebuah harapan dan juga berjuta mimpi baginya.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar