Awal sebuah kreatifitas bisa terlahir hanya dengan kegiatan rutinitas, misalnya saja kegiatan tulis menulis, kegiatan ini dapat melatih kemampuan manusia untuk mengolah akal pikirannya yang terlintas ke dalam bentuk sebuah tulisan. Ketika sebuah kesadaran ada pada diri manusia, maka dia akan berusaha untuk dapat menciptakan sebuah kreatifitas yang kemudian dapat mengungkapkan apa yang dia rasakan atau apa yang ada di sekitar mereka, slah satunya yaitu dengan mengungkapkan semua itu kedalam sebuah karya yang tercermin dari apa yang terdasarkan dari pemikiran mereka.
--- ---
Sabtu, 19 September 2009
puisi = proses berkreasi
Nach.... salah satu kegiatan berkreasi inilah yang kita sebut dengan berpuisi, di dalam membuat puisi kita harus berpikir, berproses untuk memilah dan memilih kata untuk menuliskannya agar orang laen dapat mengerti.
MAHKOTA sastra adalah puisi. Puisi adalah akhir dan tujuan. Puisi adalah aktivitas paling sublim pikiran manusia. Puisi adalah pencapaian keindahan dan kesedapan. Pengarang prosa hanya bisa menepi ketika penyair melintas (nich katanya Orang inggris lhoo...).
Sebuah puisi merupakan sebuah karya sastra dengan penggunaan bahasa secara padat (pemadatan bahasa), dimana dalam pemaknaannya tidak menunjuk langsung pada sesuatu (tetapi bukan berarti bahasa dalam puisi bertele-tele), puisi bisa juga dikatakan sebagai salah satu cerita yang dipadatkan.
Puisi adalah anak ajaib dari rahim purba kegelisahan manusia. Kelak kegelisahan akan mendidiknya menjadi bagian yang penting dari semesta. Kelak puisi menjadi mata yang menatap, hidung yang mencium, telinga yang mendengar, mulut yang bicara, hati yang meresapi dan pikiran yang menelanjangi.
Apa yang dituangkan dalam sebuah puisi dapat dijadikan sebagai tauladan hidup, tapiiii.... klo kita mampu memetik hikmah dari makna APA yang terkandung dalam puisi tersebut. Kata orang bijak belajar dari kesalahan merupakan modal dalam mencapai taraf kebijaksanaan. (ehm ya...ya...ya...).
Di jaman sekarang ini ketika masalah-masalah agama sudah terlalu sulit untuk diterangkan dalam kenyataan hidup sehari-hari, mungkin sebuah puisi dapat menggantikan perannya, mengingat unsur pendidikan yang mengacu pada pembentukan iman dan moral tersirat dalam bentuk-bentuk yang tidak terlalu kaku,
Puisi tidak hanya dapat mengubah watak dan kepribadian para pembaca/penikmatnya akan tetapi dapat memberikan suatu pelajaran dan pengalaman hidup yang berharga.
Langganan:
Postingan (Atom)