Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger


--- Aufklärung ---


Sabtu, 10 Oktober 2009

sebuah kerinduan

ketika rindu bergelimpangan dalam sebuah rasa
aku hanya bisa pejamkan mata untuknya,
mencoba mengingat semua apa yang pernah kuingat tentangnya,
menciptakan sebuah bayang dalam setiap angan yang ku ingat tentang dirinya

dan untuk saat ini
mungkin hanya itu yang kubisa

hanya untuk putri bulanku, tanpa ada bintang disisiku
(sebuah kenangan di masa lalu)

Selasa, 06 Oktober 2009

C’est Dieu Qui Direct

ku lihat seorang gadis
duduk sendiri terdiam dipinggir jalan
tertunduk layu penuh arti
ku tegur sapa padanya. dia hanya diam
ku duduk disampinganya. dia hanya diam
ketika ku didekatnya aku pun menjadi diam

mengamati sang gadis,
mencari..
kutemukan!!
ada secarik kertas di bawah kakinya yang lebam
dengan sepatu lusuh penuh debu
hendak kemanakah dia pergi?


Ksatria, Bulan & Bintang ---> part. 3

Keterputus asaan Atau Hanya Sebuah Kebimbangan

Malam ini udara begitu dingin, dingin seperti hati sang ksatria saat ini, dan entah knapa  malam ini tidak seperti malam-malam biasanya, malam ini bulan dan bintang tak hadir tuk terangi gelapnya malam,
Dan entah knapa?
Saat sang surya sudah meredup dan mulai hilang oleh sang waktu, bulan dan bintang tak hadir tuk gantikannya……
Apakah sang bulan dan bintang akan hilang tuk slamannya? ataukah itu hanya untuk malam ini saja, yang pasti biarlah nanti sang waktu yang akan bicara.
Setelah kejadian itu sang ksatria berada dalam kegundahan, ksatria bingung untuk mencari jawaban-jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan yang slama ini ada dalam benaknya, begitu banyak pertanyaan-pertanyan yang belum ia jawab, Mungkinkah ia bisa menjawab pertanya-pertanyan akan semuanya itu. Takadakah yang tau dari semua pertanyaan-pertanyan itu.
Akhirnya ksatria bertanya pada bumi,
Bumi, knapa sang bulan dan bintang tak hadir kembali saat kamu sedang terlelap dalam tidurmu?...
Dilihatnya sang bumi. Tapi bumi hanya diam tak berkata.
Akhirnya ksatria bertanya pada sang malam,
Sang Malam, kenapa sang bintang dan sang bulan tak hadir tuk temanimu dengan sinarnya?

Dilihatnya sang malam dengan jubah hitamnya.Tapi, sang malam hanya diam tak berkata.

Akhirnya ksatria bertanya pada sang surya,
Sang surya, knapa sang bulan dan bintang tak hadir tuk gantikanmu saat kamu meredup dan hilang oleh sang waktu?
Dilihatnya sang surya. Tapi sang surya hanya diam, dengan sinar terangnya
Semua hanya bisa diam membisu, bungkam tanpa suara

Argghhhhh.

Senin, 05 Oktober 2009

Aku dan peranku

ia hanya setetes air yang terdiam di pucuk daun tua
embunlah yang mengundangnya datang
di pagi ini di musim panas yang tlah melanda hamparan bumi

ia masih tetap sama, tertawa oleh ketidakberdayaan untuk pergi meninggalkan
terdiam oleh kegelisahaan, untuk menanti datangnya angin yang menyegarkan
menggoyah dan menggetarkan dari setiap dedaunan yang menua oleh derai waktu


Minggu, 04 Oktober 2009

Ksatria, Bulan & Bintang ---> part. 2

Mencari Sebuah Jawaban!!!

Lama sudah sang ksatria mengamati sang bintang,

Dilihatnya bintang itu. dilihatnya hingga jauh menerawang ke angkasa raya. bintang itu tampak begitu indah dan bahagia hidup diangkasa semesta, baginya bintang itu bagaikan putri balet yang sedang menari-nari dengan pancaran sinarnya.

Bintang itu tampak begitu bahagia, riang penuh dengan canda dan tawa, tawa yang penuh dengan beribu-ribu perasaan yang terluapkan oleh satu senyuman, bintang itu bagaikan anak kecil yang terpuaskan oleh permainnanya. ia tampak begitu asyik, asyik dengan imaginasianya.. imaginasi yang hidup dari alam  khayalnya.

Dan....
Selama ini Ksatria tau,
Bahwa, begitu jauh bintang itu berada, jauh menembus langit ketuju, langit yang sulit untuk direngkuh oleh seorang ksatria, baginya tempat itu  lebih jauh daripada bulan, bulan yang slama ini ia puja dan juga ia cintai, dan yang bisa ksatria lakukan saat ini hanyalah berharap, berharap untuk menunggu dan menunggu agar sang bintang, jatuh ke dalam dasar lubuk hatinya.

 

Search Engine Submission - AddMe