Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger


--- Aufklärung ---


Sabtu, 12 September 2009

Aufklärung sebuah titik pencerahan


Aufklärung (Aufklaerung) --> bisa saja diartikan dengan pencerahan, pencerahan adalah bangkitnya manusia dari ketidakmatangan, sedangkan ketidakmatangannya sendiri adalah "ketidakmampuan menggunakan penalaran pribadi" dan keinginan untuk selalu menunjuk dan menggunakan pendapat orang lain. Manusia menjadi tidak matang bukan karena dia tidak mau berfikir, tapi karena dia takut menggunakan pemahamannya sendiri.
Manusia merupakan makhluK ciptaan Tuhan yang sempurna, sehingga diangkat sebagai wakil Tuhan di muka bumi ini. Biarpun sebagian besar orang tidak mengerti banyak tentang sifat sebenarnya dari diri sendiri. Dalam susunan fisik, mental dan kerohaniannya terdapat sifat yang tertinggi maupun terendah. Didalam tulang belulangnya terdapat kehidupan bersifat mineral, badan dan darahnya benar-benar mengandung bahan mineral. Kehidupan fisik badan manusia mirip dengan kehidupan tanaman. Banyak keinginan dan nafsu fisik serta emosi yang mirip dengan yang dimiliki oleh binatang. kemudian manusia mempunyai seperangkat sifat mental yang menjadi miliknya, dan tidak dimiliki oleh binatang yang bersifat rendah. Selain itu masih ada sifat lebih tinggi yang dimiliki oleh sebagian orang yang lebih maju kerohaniannya, meskipun masih terdapat daya kemauan yaitu daya sang "Aku", yang merupakan daya yang diterima (ditiupkan) dari Yang Maha Mutlak
Sebuah pencerahan dapat dilakukan jika kita sudah bebas. Bebas dari apa? terbebas dari kesadaran rendah (berpikiran sempit), bebas dari instink-instink hewani (nafsu), bebas dari alam bawah sadar, dan bebas dari keinginan tubuh (jasad). Kebebasan ini dapat dilakukan dengan cara sadar diri, mengetahui keberadaan kita antara keinginan dan juga kebutuhan. Di dalam membebaskan diri kita harus bisa menghilangkan segala macam rasa keterikatan, karena pembebasan harus bisa menjadi diri sendiri-kesadaran diri- berpikirlah bahwa dengan menyadarkan diri maka kita akan bebas, yang bebas akan dapat menyadarkan diri


Kebebasan berarti bahwa si manusia (hamba) bebas dari belenggu sesama makhluk; kekuasaan makhluk tidak berlaku atas dirinya.
Tanda absahnya kebebasan adalah, bahwa tersingkirnya pembedaan tentang segala hal dalam hatinya, sehingga semua gejala duniawi sama di hadapannya
(Syeikh Abul Qasim al-Qusyairy)

Menurut para ahli sufi, kebebasan yang dimaksud adalah, bahwa si hamba (manusia) tidak berada di bawah perbudakan oleh sesama makhluk ataupun diperbudak oleh perubahan keadaan kehidupan duniawi ataupun ukhrawi; ia akan menunggalkan diri kepada Allah Yang Esa. Tidak sesuatu pun yang memperbudaknya, baik perkara duniawi yang bersifat sementara, pencarian kepuasan hawa nafsu, keinginan, permintaan, niat, kebutuhan ataupun ambisi.
Seorang sufi Asy-Syibly pernah ditanya, "Tidak tahukah Anda bahwa Allah Maha Penyayang?" Beliau menjawab, "Tentu. Tapi, karena aku telah tahu bahwa Dia Maha Penyayang, maka aku tidak pernah meminta kepada-Nya agar menyayangiku. Dan maqam kebebasan sungguhlah mulia." Abul Abbas as-Sayyary pernah berkata, "Jika shalat sah selain membaca ayat Al-Qur'an, tentu sah pula membaca bait syair ini: Setiap zaman aku menginginkan yang mustahil agar kelopak mataku bisa melihat wajah kebebasan.

Kita harus selalu ingat bahwa kebahagiaan, ketenangan & kedamaian yang sesungguhnya hanya milik Tuhan Yang Esa - Dialah Sang Pencipta. (by.aufklarung_cengart's)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Search Engine Submission - AddMe